Langsung ke konten utama

Grhatama Pustaka

Perpustakaan terbesar di DIY ada di bantul. Seneng banget awalnya ada tempat senyaman ini di dekat rumah. Cozy banget buat nggarap sekripsi. Alhasil saya jadi lebih sering ke sini wkwkwk. TAPI KOK....

Well, saya akan nulis pendapat saya ttg Perpustakaan ini, plus minus nya
(+) 
1. nyaman
2. Dekat rumah
3. Besar?

(-)
1. Jam buka 8-22
tp kenyataannya jam 8 itu blm dibuka utk umum, pegawainya baru merapikan buku lah, bersih2 lah, kita harus tunggu sampe jam 9an!!! dan yg di depan cuma ada CS yg lg bersih2 ngasih tau: "bentar mbak di dlm lg pada repot" atau kadang cuma ada security yg blg blm bisa masuk. Hellooow klo gitu kenapa nggak sekalian ditulis "jam buka utk umum pkl 9.00 krn yg pkl 8.00 itu jam masuk karyawan" wkwkw

2. Pegawainya berisik
Pagi-pagi adalah jam favorit ke perpus krn belum banyak pengunjung. Dan saya ke perpus utk dapat suasana nyaman dan tenang. Tapi pas saya ke sana mbak2 dan mas2 perpus nya berisik naudzubillah. Guyon dan gojek yg nggak penting, teriak2 seperti alay. Trus ada yg "njejeri" saya dan ngeliatin kerjaan saya kayak guru meriksa kerjaan muridnya. Fix alay bgt lah. Pating jlerit. Ini terjadi di ruang baca umum, makanya saya nggak suka ruangan ini.

3. Jam 12 ke atas mulai rame
Jam ini anak sekolah berdatangan. Bagus sih krn mereka suka ke perpus. Tp bagi yg agak terganggu dengan suara berisik anak sma foto2, mungkin hal ini bisa jadi poin negatif wkwkwk

3. Fasilitas kurang
"pak toilet dimana?" tanyaku ke security. Itu mbak disana. Dan pas kesana you know what toilernya kayak apa? Pintunya nggak ada kuncinya, gak bisa ditutup wkwkwkkw mbah e!! Gek ra terawat bgt maneh. Kantin jg blm buka FYI

4. WiFi sering nggak connect

5. Sekarang pkl 8.40 saya masih nunggu blm bisa masuk

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Belajar Bahasa Mandarin

Susahnya cari tempat les bahasa Mandarin yang affordable di Jogja. Beberapa teman-temanku yang tanya dimana aku belajar bahasa Mandarin harus kecewa karena tempat les ku udah gulung tikar. Kalaupun ada biasanya susah buat lanjut ke level-level selanjutnya karena kekurangan quota. Kalau mau yang agak mahalan sih ada, bisa privat tanpa nunggu kuota. Tapi kan ya... you know lah, cari duit gak gampang wkwk. Aku sendiri beruntung pas SMA bisa merasakan belajar Mandarin, dapat teman orang China, dan merasakan les yang gak mahal sampe akhirnya bisa dapetin HSK walaupun borderline nilainya wkwkw. Belajar Mandarin itu susah-susah gampang. Gampangnya karena struktur kalimatnya gak gitu jauh dengan Bahasa Indonesia dan nggak ada gender kayak beberapa bahasa lain. Susahnya karena huruf di Mandarin itu non-alphabetic, tiap benda/kata ada hurufnya (character) tersendiri dan dengan character berbeda (arti berbeda) pengucapannya bisa aja sama. Belum lagi ada empat macam "nada" dalam pengucap...

dance #2

Another style of Javanese dance: Javanese dance Yogyakarta style. I  like this dance style, i've been learning it since high school and i fall in love with it!  And... I was watching this dance show at Bangsal Sri Manganti, Yogyakarta palace last week. There were 3 dances performed. All the dancers and pengrawit  (gamelan player) were students from swagayugama UGM. 1. Golek Sulung Dhayung This dance tells about a teenage girl. She is doing her make up as visualized in dressing movements: combing hair, tidying up her ribbon, applying face powder. The girl still has child characteristic that's why some movements of this dance are energetic. too bad i didn't take any pic of this dance :( update:  pics  of this dance but from another show 2. Bedhaya Sapta This dance was created by Sri Sultan Hamengku Buwana IX,  The 9th King of Ka sultanan Yogyakarta . This dance is performed by seven dancers, as its name, sapta which means seven. Bedhaya Sapta tells abou...

Ayam Pek Cam Ke

Ayam pek cam ke itu masakan yang enak dan sangaaat simple cocok buat pemula. Aku suka banget sama masakan rebus ini karena rasanya sederhana tapi mengen :" Keliatan dari namanya, Ayam pek cam ke ini masakan Chinese tau! Nama aslinya 白切鸡 (baca: báiqiējī). Di Indonesia nggak tau deh kenapa disebutnya pek cam ke. Mungkin logat Hokkien kali ya... Soalnya kalo Hokkien bacanya jadi "pe̍h-tshiat-ke" kan deket-deket tuh sama "pek cam ke" *maksa*. Pek cam ke atau báiqiējī terdiri dari tiga karakter yaitu, bái (白) yang artinya putih. Sedangkan qiē (切) berarti potong. Lalu kalo  jī (鸡) artinya ayam. Jadi 白切鸡 artinya ayam potong putih *haha 😂 ngawur* . Pokoknya intinya ini masakan ayam yang penyajiannya emang dipotong-potong trus warnanya putih karena masaknya cuma direbus. Nggak usah kebanyakan fafifu nih aku share cara bikinnya. Bahan : Ayam Jahe daun bawang Bawang  Garam minyak wijen Merica Pelengkap:  Bawang putih, cincang goreng Kecap asin Minyak Wijen Daun ketumbar ...