Langsung ke konten utama

Ternyata Belum Ikhlas dalam Belajar


"ingatlah pujian yang selama ini kau dengar dan pandangan baik atasmu, sejatinya bukanlah karena kebaikanmu, melainkan karena Allah telah menutupi aib-aibmu."

Untuk pertama kalinya aku datang ke masjid mardliyah UGM. Begitu cupunya aku baru tau ada masjid ini di dekat kampus setelah sekian lama kuliah (dan lulus dan kuliah lagi). Astagfirullah, kalau ada tempat nongki baru aja aku bisa notice, lah ini ada masjid dari dulu tapi baru ngeh sekarang. Berawal sering dapat info kajian di group, akhirnya ada topik yang cukup membuat aku tertarik untuk datang ke sana. Beruntung ada temanku yang mau nemenin aku "mencoba merasakan" menghadiri majelis ilmu di masjid ini. Dari kajian itulah aku terinspirasi untuk membuat tulisan ini, yang aku tujukan untuk Aku, diriku sendiri sebagai pengingat. 

Aku, tetaplah mencari ilmu dan belajar jadi lebih baik. Tapi jangan lupa tengok niatmu itu, sudah ikhlaskah? Nyatanya niatmu perlu dibenahi wahai aku, karena jika celaan datang, kamu masih marah. Bahkan jika ejekan dengan nada yang sebercanda itu, terlontar kepada dirimu yang masih belajar dan jauuuh dari kata baik, hatimu mulai garam. Aku, ikhlaslah dalam belajar. Jangan takut perkataan orang, tapi tujukan saja "belajar" mu itu akan memperbaikimu. Bersyukurlah karena ada temanmu yang bersedia untuk mengingatkanmu dan belajar bersama menjadi baik. Rasanya belum terlambat kok, terus semangat ya!

Aku, jangan lelah dalam belajar. Yakinlah pada janjiNya. Janji Allah itu nyata kok. Mungkin kadang keraguan datang. Atau mungkin kau mulai mempertanyakan hasil "belajar"mu itu. Maka sekali lagi tengoklah niatmu. Sudah ikhlaskah? Nyatanya belum. Aku, niatkan belajar mu ini hanya kepada Allah. Jangan sampai niatmu belajar hanya untuk mendapat sesuatu yang lain, bukan ridha Nya. Aku, ingatlah bahwa kedekatanmu dengan-Nya akan mendekatkanmu dengan jawaban yang sedang kau cari. 

Jangan bosan belajarnya, wahai Aku. Jadikan setitik debu ilmu yang kau dapat itu sebagai pengingatmu, agar kau semakin takut padaNya, agar kau mengamalkan ilmu itu. Jangan pula kau jadi sombong. Ingat, kau ini belajar jadi lebih baik dan sombong itu jauuuh dari kata baik. Ingat juga keburukan itu akan menjadi hijab yang menghalangimu dengan-Nya. Maka sekali lagi, wahai diriku, tengoklah niatmu. Sudah ikhlaskah? Yuk diperbaiki. Semangat! 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Belajar Bahasa Mandarin

Susahnya cari tempat les bahasa Mandarin yang affordable di Jogja. Beberapa teman-temanku yang tanya dimana aku belajar bahasa Mandarin harus kecewa karena tempat les ku udah gulung tikar. Kalaupun ada biasanya susah buat lanjut ke level-level selanjutnya karena kekurangan quota. Kalau mau yang agak mahalan sih ada, bisa privat tanpa nunggu kuota. Tapi kan ya... you know lah, cari duit gak gampang wkwk. Aku sendiri beruntung pas SMA bisa merasakan belajar Mandarin, dapat teman orang China, dan merasakan les yang gak mahal sampe akhirnya bisa dapetin HSK walaupun borderline nilainya wkwkw. Belajar Mandarin itu susah-susah gampang. Gampangnya karena struktur kalimatnya gak gitu jauh dengan Bahasa Indonesia dan nggak ada gender kayak beberapa bahasa lain. Susahnya karena huruf di Mandarin itu non-alphabetic, tiap benda/kata ada hurufnya (character) tersendiri dan dengan character berbeda (arti berbeda) pengucapannya bisa aja sama. Belum lagi ada empat macam "nada" dalam pengucap...

dance #2

Another style of Javanese dance: Javanese dance Yogyakarta style. I  like this dance style, i've been learning it since high school and i fall in love with it!  And... I was watching this dance show at Bangsal Sri Manganti, Yogyakarta palace last week. There were 3 dances performed. All the dancers and pengrawit  (gamelan player) were students from swagayugama UGM. 1. Golek Sulung Dhayung This dance tells about a teenage girl. She is doing her make up as visualized in dressing movements: combing hair, tidying up her ribbon, applying face powder. The girl still has child characteristic that's why some movements of this dance are energetic. too bad i didn't take any pic of this dance :( update:  pics  of this dance but from another show 2. Bedhaya Sapta This dance was created by Sri Sultan Hamengku Buwana IX,  The 9th King of Ka sultanan Yogyakarta . This dance is performed by seven dancers, as its name, sapta which means seven. Bedhaya Sapta tells abou...

Ayam Pek Cam Ke

Ayam pek cam ke itu masakan yang enak dan sangaaat simple cocok buat pemula. Aku suka banget sama masakan rebus ini karena rasanya sederhana tapi mengen :" Keliatan dari namanya, Ayam pek cam ke ini masakan Chinese tau! Nama aslinya 白切鸡 (baca: báiqiējī). Di Indonesia nggak tau deh kenapa disebutnya pek cam ke. Mungkin logat Hokkien kali ya... Soalnya kalo Hokkien bacanya jadi "pe̍h-tshiat-ke" kan deket-deket tuh sama "pek cam ke" *maksa*. Pek cam ke atau báiqiējī terdiri dari tiga karakter yaitu, bái (白) yang artinya putih. Sedangkan qiē (切) berarti potong. Lalu kalo  jī (鸡) artinya ayam. Jadi 白切鸡 artinya ayam potong putih *haha 😂 ngawur* . Pokoknya intinya ini masakan ayam yang penyajiannya emang dipotong-potong trus warnanya putih karena masaknya cuma direbus. Nggak usah kebanyakan fafifu nih aku share cara bikinnya. Bahan : Ayam Jahe daun bawang Bawang  Garam minyak wijen Merica Pelengkap:  Bawang putih, cincang goreng Kecap asin Minyak Wijen Daun ketumbar ...