Another food for thought! Asik! |
Judul tulisan ini adalah judul sebuah buku yang jadi salah satu penghuni baru rak bukuku. Ini buku karangan Dewi Dewo dan Nies Endang terbitan Kompas. Mereka ini pengarang yang sama dari buku lain berjudul "Let's Get Married: 100 Hal yang Cewek Perlu Tahu". You know what, dua buku itu harganya cuma 20.000 in total (harga normal 48k sama 65k). Jadi ceritanya aku mampir ke Bentara Budaya setelah menjalani seleksi Kalbe Farma yang oh tidaaak dan lagi ada bazar buku super murah *nggak kuat adek sama diskonan* akhirnya beli dua buku tadi. Lumayan nambah-nambah koleksi buku. Berhubung aku baru baca yang The First Five Years, so aku nggak akan bahas buku satunya.
Menurutku, dari segi tampilan, buku ini oke banget. Covernya cukup menarik, desain dalamnya unik dan nggak full tulisan semua pojok-ke-pojok jadi nggak boring. Tapi namanya buku, don't judge by its cover kan yaa.. Setelah dibaca.. Wow! Buku ini membuka pikiran banget tentang realita kehidupan awal pernikahan, terutama untuk wanita yang sedang belajar masalah pernikahan. Berbagai problema rumah tangga dibahas dengan model tanya jawab dari kasus-kasus permasalahan yang diungkapkan oleh 100 wanita. Pertanyaan yang disajikan adalah permasalahan yang sangat real dan mungkin banget terjadi dalam kehidupan awal pernikahan, mulai dari hal teknis sampai perasaan. Setiap problem tersebut dijawab oleh penulis dengan bahasa yang ringan namun solutif. Melalui tulisannya, penulis yang merupakan marriage counselor dan seorang ibu mertua, mengajak kita untuk selalu berpikir credik dan positif dalam mengatasi masalah dalam rumah tangga. Selain itu di buku ini ada special section "hubungan menantu dan mertua" mulai dari bagaimana memahami ibu mertua sampai harapan dari seorang ibu mertua. Jadi kesimpulannya, buku ini salah satu buku marriage yang bagus buat dibaca karena buku ini mengingatkan kita bahwa nikah itu nggak melulu lovey dovey, bahwa masalah kecil bisa bikin gesekan lebih besar, bahwa mitos tentang hubungan menegangkan ibu mertua dengan menantu perempuan ada benernya (nggak selalu sih), dan bahwa pernikahan itu perlu pendewasaan diri dari kedua pihak.
Secara personal sih, kesan aku setelah baca buku ini... aku malah jadi trauma. Belum menjalani udah trauma aja hahaha. Ya habisnya kisah problematikanya lumayan menggoncang hati *duh lebay* Berbeda dengan buku-buku marriage lain punyaku yang kebanyakan memotivasi untuk menikah, buku ini entah kenapa di aku malah jadi semacam demotivator hahaha. Yah..sebenernya aku bukan penganut paham nikah muda sih (tapi nggak menentang juga), aku cukup jadi penganut paham "just in case aja, buat persiapan" sapa tau kan doi udah dekat wkwkw ngarep padahal doinya mbuh siapa ada dimana
Komentar
Posting Komentar