Langsung ke konten utama

COMDIS is love, COMDIS is life!

Com-Dis atau Compounding and Dispensing itu salah satu nightmare nya mahasiswa PSPA (program studi profesi apt). Tiap minggu kita diberi tema beda-beda gitu, saluran pencernaan, kardiovaskular, endocrine, etc. Nah pas comdis itu intinya kita belajar gimana sih pelayanan kefarmasian itu.

Sebelum comdis ada minikuis, di sini kita bakal dapet table obat yang sering dipake di kehidupan nyata sesuai dg tema penyakit saat itu, trus kita musti lengkapi tuh table nya mulai dari nama dagang, sediaan lazim, efek samping, interaksi dg obat lain, sama KIE. Biasanya pada lolos minikuis kok, nilainya bagus-bagus lagi.Lolos minikuis, kita dapet resep dan kasus. Sebelum kita boleh compounding, kita harus screening dulu resepnya disesuaikan sama kasus yang ada. Nah mulaideh eliminasi terjadi, golonganku aja baru pada lolos screening di minggu ke-3 ini :( Screening itu harus jeli sama persyaratan administrative, kesesuaian farmasetis, dan pertimbangan klinisnya. KIE dan monitoring juga harus kita tulis di sini . Pokoknya ada aja detail yang bisa jadi jebakan disini, dan tiap dosen punya pandangan "agak beda" tentang penyelesaian screening resep. Lolos screening, kita bisa mulai compounding. Jangan pernah lupa gloves masker sudip tisu. Harus bener semua A to Z nya, salah langkah dikit langsung keluar alias gagal :( Compounding ini 30 menit waktunya, habis itu post test deh sama dosen..

Tapi buat lolos sampe post test susah amat yak.. Rasa-rasanya ada aja yang salah. Pokoknya kalo siang-siang ke Farmasi dan liat mahasiswa yg pada rapi tapi mukanya kucel setengah depresi, trus biasanya nentengin goodie bag yg ketok berat bangett isinya penuh literature, maka kemungkinan mereka adalah anak PSPA yg habis mengalami indahnya comdis.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Belajar Bahasa Mandarin

Susahnya cari tempat les bahasa Mandarin yang affordable di Jogja. Beberapa teman-temanku yang tanya dimana aku belajar bahasa Mandarin harus kecewa karena tempat les ku udah gulung tikar. Kalaupun ada biasanya susah buat lanjut ke level-level selanjutnya karena kekurangan quota. Kalau mau yang agak mahalan sih ada, bisa privat tanpa nunggu kuota. Tapi kan ya... you know lah, cari duit gak gampang wkwk. Aku sendiri beruntung pas SMA bisa merasakan belajar Mandarin, dapat teman orang China, dan merasakan les yang gak mahal sampe akhirnya bisa dapetin HSK walaupun borderline nilainya wkwkw. Belajar Mandarin itu susah-susah gampang. Gampangnya karena struktur kalimatnya gak gitu jauh dengan Bahasa Indonesia dan nggak ada gender kayak beberapa bahasa lain. Susahnya karena huruf di Mandarin itu non-alphabetic, tiap benda/kata ada hurufnya (character) tersendiri dan dengan character berbeda (arti berbeda) pengucapannya bisa aja sama. Belum lagi ada empat macam "nada" dalam pengucap...

dance #2

Another style of Javanese dance: Javanese dance Yogyakarta style. I  like this dance style, i've been learning it since high school and i fall in love with it!  And... I was watching this dance show at Bangsal Sri Manganti, Yogyakarta palace last week. There were 3 dances performed. All the dancers and pengrawit  (gamelan player) were students from swagayugama UGM. 1. Golek Sulung Dhayung This dance tells about a teenage girl. She is doing her make up as visualized in dressing movements: combing hair, tidying up her ribbon, applying face powder. The girl still has child characteristic that's why some movements of this dance are energetic. too bad i didn't take any pic of this dance :( update:  pics  of this dance but from another show 2. Bedhaya Sapta This dance was created by Sri Sultan Hamengku Buwana IX,  The 9th King of Ka sultanan Yogyakarta . This dance is performed by seven dancers, as its name, sapta which means seven. Bedhaya Sapta tells abou...

Ayam Pek Cam Ke

Ayam pek cam ke itu masakan yang enak dan sangaaat simple cocok buat pemula. Aku suka banget sama masakan rebus ini karena rasanya sederhana tapi mengen :" Keliatan dari namanya, Ayam pek cam ke ini masakan Chinese tau! Nama aslinya 白切鸡 (baca: báiqiējī). Di Indonesia nggak tau deh kenapa disebutnya pek cam ke. Mungkin logat Hokkien kali ya... Soalnya kalo Hokkien bacanya jadi "pe̍h-tshiat-ke" kan deket-deket tuh sama "pek cam ke" *maksa*. Pek cam ke atau báiqiējī terdiri dari tiga karakter yaitu, bái (白) yang artinya putih. Sedangkan qiē (切) berarti potong. Lalu kalo  jī (鸡) artinya ayam. Jadi 白切鸡 artinya ayam potong putih *haha 😂 ngawur* . Pokoknya intinya ini masakan ayam yang penyajiannya emang dipotong-potong trus warnanya putih karena masaknya cuma direbus. Nggak usah kebanyakan fafifu nih aku share cara bikinnya. Bahan : Ayam Jahe daun bawang Bawang  Garam minyak wijen Merica Pelengkap:  Bawang putih, cincang goreng Kecap asin Minyak Wijen Daun ketumbar ...